PERCOBAAN III
KELARUTAN
DAN REAKSI PENYABUNAN PADA LEMAK/MINYAK
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan
percobaan ini adalah :
a.
Mengetahui
kelarutan lipid pada pelarut tertentu;
b.
Mempelajari terjadinya
hidrolisis pada minyak oleh alkali.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Lipid (dari kata yunani Lipos). Lemak merupakan penyusun tumbuhan atau
hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. Pada
umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alkohol, dan larut sempurna dalam pelarut
organik seperti eter, kloroform, aseton, serta pelarut non polar lainnya.
Minyak dalam air akan membentuk emulsi
yang tidak stabil karna jika dibiarkan kedua larutan akan memisah menjadi dua
lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda kue akan membentuk emulsi yang stabil
karna aasam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk
sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar
seluruhnya.
Lemak/minyak dapat terhidrolisis, lalu
menghasilkan asam lemak dan gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja
biasadilakukan dengan penambahan basa kuat, seperti NaOH dan KOH, Melalui
pemanasan dan mengghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh
alkali disebut reaksi penyabunan atau saponifikasi.
Lemak/minyak merupakan asam karboksilat/asam
alkanoat jenuh alifatis (tidak terdapat ikatan rangkap C=C dalam rantai
alkilnya, rantai lurus, panjang tak bercabang) dengan gugus utama –COOH dalam
bentuk ester/gliserida yaitu sesuatu jenis asam lemak atau beberapa jenis asam
lemak dengan gliserol suku tinggi.
Begitu banyak fungsi dari lemak itu
sendiri, diantaranya adalah sebagai pembangun sel. Lemak adalah bagian penting
dari membran yang membungkus setiap sel di tubuh kita. Tanpa membran sel yang
sehat, bagian lain dari sel tidak dapat berfungsi :
1. Sumber
energi. Lemak adalah makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap gram
lemak menyediakan 9 kalori energi, sedangkan karbohodrat dan protein memberi 4
kalori.
2. Melindungi
organ. Banyak organ vital seperti ginjal, jantung, dan usus dilindungi oleh
lemak dengan memberinya bantalan agar terhindar dari luka dan menahan agar
tetap pada tempatnya.
3. Pembangun
hormon. Lemak adalah unsur pembangun sebagian senyawa terpenting bagi tubuh,
termasuk prostaglandin, senyawa semacam hormon yang mengatur banyak fungsi
tubuh. Lemak mengatur produksi hormon seks.
Pembangun
otak. Lemak menyediakan komponen penyusun tidak hanya bagi membran sel otak,
tapi juga myelin, 'jaket' lemak yang menyelimuti tiap serat syaraf, yang
membuatnya mampu menghantar pesan dengan lebih cepat.
III. ALAT
DAN BAHAN
a. Alat
yang digunakan :
1.
Tabung
reaksi
2.
Rak
tabung reaksi
3.
Pipet
tetes
4.
Gelas
Beker 100 mL
5.
Batang
Pengaduk
6.
Hot
Plate
b. Bahan
yang digunakan :
1.
Sampel
Makanan yang mengandung lemak
2.
Bensin
3.
Aquades
4.
Eter
5.
Alkohol
96%
6.
NaOH
1 M
7.
HCL
1 M
c. Gambar
alat utama :
Tabung reaksi Pipet tetes Penjepit
Tabung
IV. CARA
KERJA
a. Pemeriksaan
Kelarutan Lemak/Minyak
1.
Disiapkan
5
tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.
Ditambahkan dalam masing-masing tabung reaksi 1 mL sampel
kemudian dicampur dengan bahan berikut :
a)
Tabung I : + 1
mL Aquades
b)
Tabung II : + 1 mL Bensin
c)
Tabung III : + 1 mL Alkohol 96 %
d)
Tabung IV : + 1 mL Eter
e)
Tabung V : + 1
mL NaOH 1 M
3.
Campuran diaduk sampai homogen dan didiamkan beberapa menit dan amati
serta catat perubahan yang terjadi.
b. Reaksi
Penyabunan dan Sifat-sifat Asam Lemak
1.
1 gram sampel ditimbang dan dimasukan kedalam
gelas beker 100 mL.
2.
8,4 mL NaOH 1 M ditambahkan sedikit demi
sedikit sambil dipanaskan hingga terbentuk sabun.
3.
Ke dalam larutan sabun ditambahkan 1 mL
HCl, kemudian diamati
yang terjadi.
4.
Campuran dibagi yang membentuk jadi dua.
5.
Satu bagian campuran ditambahkan bensin dan
yang lainnya ditambahkan alkohol
96 %.
6.
Amati yang terjadi.
V. HASIL
PENGAMATAN
a. Pemeriksaan
Kelarutan Lemak/Minyak
Tabung
|
Sampel
|
Pereaksi
|
Hasil Pengamatan
|
Kuning Telur Ayam
|
Lemak Sapi
|
I
|
1 mL
|
1 mL Aquades
|
Tidak larut
|
Tidak Larut
|
II
|
1 mL
|
1 mL Bensin
|
Tidak
Bercampur
|
Emulsi
|
III
|
1 mL
|
1 mL Alkohol 96%
|
Emulsi
|
Emulsi
|
IV
|
1 mL
|
1 mL Eter
|
Larut Sempurna
|
Larut Sempurna
|
V
|
1 mL
|
1 mLNaOH
|
Tidak Larut Sempurna
|
Tidak Larut
|
b. Reaksi
Penyabunan dan Sifat-sifat Asam Lemak
Hasil Pengamatan Perlakuan
|
+ NaOH
|
Pemanasan
|
+ HCL
|
+ Bensin
|
+ Alkohol 96%
|
Tabung
I
|
Terdapat
busa diatas sampel atau berbusa
|
Busa bertambah banyak
|
Larut Sempurna (tidak
terdapat lapisan dan endapan)
|
Sedikit
busa dan ada endapan
|
VI. HASIL
PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
a. Pemeriksaan
Kelarutan Lemak/Minyak
Lemak dan minyak dapat
mengalami hidrolisis karena pengaruh asam kuat atau enzim lipase membentuk
gliserol dan asam lemak. Misalnya, hidrolisis gliseril tristearat akan
menghasilkan gliserol dan asam stearat. Hasil hidrolisis akan memisah karena
gliserol larut dalam air, sedangkan asam lemak tidak larut.
Pada uji kelarutan
lipid, hampir semua jenis lipid yang dilakukan, yaitu lemak sapi dan kuning
telur ayam, tidak larut dalam pelarut polar seperti aquades dan bensin, namun
larut sempurna dalam pelarut non polar seperti kloroform, eter, aseton dan
benzena. Asam oleat dan gliserol larut dalam air maupun alkohol. Hal ini
disebabkan karena pada gliserol dan asam oleat mempunyai kepala polar berupa
gugus -OH yang dapat berikatan hidrogen dengan molekul air ataupun alkohol.
Lemak sapi dan kuning telur ayam dapat terdispersi menjadi misel yang megubah
asam-asam lemak penyusunnya menjadi sabun.
Pada percobaan yang di
lakukan lemak tidak larut dalam aquades dan bensin pada
percobaan kuning telur dan lemak sapi ini membuktikan bahwa aquades termasuk
dalam air (bukan termasuk
dalam pelarut organik),
lemak sedikit larut dalan alcohol 96% karena alkohol (ROH)/(CH2OH)
“R” adalah gugus alkil masih memiliki kesamaan rumus kimia dengan air (H2O).
sehingga tidak terjadi kelarutan. Lemak larut sempurna pada eter dan NaOH (NaOH
mengental dalam kuning telur dan terdapat endapan melayang dalam lemak sapi). Pada percobaan kuning telur dan lemak
sapi, dibuktikan dengan terlihatnya larutan yang koloid tidak terilihat ada
pemisahan. Hal ini dikarenakan etanol merupakan zat pelarut yang baik. alasan
selanjutnya terlihat dari rumus kimiannya terdapat dua gugus alkil (etil alkohol) sehingga apa bila terjadi reaksi
gugus alkil yang paling luar lebih mudah untuk lepas sehingga terjadilah ikatan
kimia.
b. Reaksi
Penyabunan dan Sifat-Sifat Asam Lemak
Lemak adalah suatu
gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester ini bereaksi dengan basa
maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun dengan residu
gliserol. Sabun dalam air akan bersifat basa. Sabun ( R COONa atau R COOK )
mempunyai bagian yang bersifat hidrofil (- COO -) dan bagian yang bersifat
hidrofob (R– atau alkil). Bagian karboksil menuju air dan menghasilkan buih
(kecuali pada air sadah), sedangkan alkil (R–) menjauhi air dan membelah
molekul atau kotoran (flok) menjadi partikel yang lebih kecil sehingga air
mudah membentuk emulsi atau suatu lapisan film dengan kotoran. Air adalah
senyawa polar sedangkan minyak adalah senyawa non polar, jadi keduanya sukar
bercampur oleh karena itu emulsinya mudah pecah. Untuk memantapkan suatu emulsi
perlu ditambahkan suatu zat emulgator atau zat pemantap. Reaksi lemak atau
minyak dengan suatu basa kuat seperti NaOH atau KOH menghasilkan sabun. Oleh
karena itu, reaksinya disebut reaksi penyabunan (saponifikasi). Reaksi penyabunan
menghasilkan gliserol sebagai hasil sampingan.
VII. PERTANYAAN
a. Tuliskan
sifat-sifat lemak!
Jawab:
a) Bau amis (fish flavor) yang
disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari lecithin.
b) Bobot jenis dari lemak dan minyak
biasanya ditentukan pada temperatu kamar
c) Indeks bias dari lemak dan minyak
dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak.
d) Minyak/lemak tidak larut dalam air
kecuali minyak jarak (coastor oil0, sedikit larut dalam alkohol dan larut
sempurna dalam dietil eter,karbon disulfida dan pelarut halogen.
e) Titik didih asam lemak semakin
meningkat dengan bertambahnya panjang rantai karbon.
f) Rasa pada lemak dan minyak selain
terdapat secara alami ,juga terjadi karena asam-asam yang berantai sangat
pendek sebaggai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak.
g) Titik kekeruhan ditetapkan dengan
cara mendinginkan campuran lemak atau minyak dengan pelarut lemak.
h) Titik lunak dari lemak/minyak
ditetapkan untuk mengidentifikasikan minyak/lemak.
b. Tuliskan
semua reaksi yang terjadi pada reaksi penyabunan!
Jawab :
VIII. SIMPULAN
a. Kelarutan
Lemak
Lemak memiliki sifat-sifat yang khas yaitu tidak
dapat larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut
non polar seperti kloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol. Karena Lemak dan minyak tidak dapat
larut dalam air namun begitu karena adanya suatu substansi tertentu, yang
dikenal sebagai agensia pengemulsi, dimungkinkan terbentuknya campuran yang
stabil antara lemak dan air. Campuran ini dinamakan emulsi. Emulsi ini dapat
berupa emulsi lemak dalam air : misalnya susu atau air dalam lemak. Lemak dan
minyak juga dapat larut didalam pelarut organik seperti minyak tanah, eter, dan
karbon tetraklorida. Pelarut-pelarut tipe ini dapat digunakan untuk
menghilangkan kotoran oleh gemuk (noda lemak/minyak) pada pakaian.Selain itu, lemak mempunyai
banyak fungsi biologis yang sangat menunjang kehidupan organisme, antara lain
berperan dalam transfor aktif sel, penyusun membran sel, sebagai cadangan
energi dan isolator panas, sebagai pelarut vitamin A, D, E, K. lemak juga dapat
mengalami hidrolisis ketengikan hidrogenase dan penyabunan.
b. Reaksi
Penyabunan (Saponifikasi)
Reaksi penyabunan merupakan
reaksi dari minyak yang dilakukan dengan mereaksikan suatu alkali (NaOH atau
KOH) dengan minyak, yang biasa disebut dengan reaksi safonifikasi (penyabunan). Penambahan
larutan NaCl dalam larutan atau reaksi penyabunan yaitu berfungsi untuk memisahkan
antara sabun dengan gliserolnya. Untuk mempercepat laju reaksi pada percobaan reaksi
penyabunan maka perlu dilakukan pemanasan.
c.
Lipid adalah substansi biologis
yang kurang larut dalam air tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar. Titik cair lemak berkaitan dengan jenis
asam lemak penyusunnya; minyak banyak mengandung asam lemak tak jenuh,
sedangkan lemak banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Minyak atau lemak tidak bisa larutan
dalam air karena air adalah senyawa polar, sementara minyak senyawa non polar,
serta lemak/minyak dapat
larut apabila dicampurkan dengan senyawa etanol. Lemak
adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester ini bereaksi
dengan basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun
dengan residu gliserol.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Budiman. 2005. Bimbingan Pemantapan Kimia untuk SMA/MA. Bandung:
Yrama Widaya.
Fessenden, R. J. dan Fessenden, J.
S. 1986. Kimia Organik . Jilid 2.
Erlangga : Jakarta.
Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia : Jakarta
Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan
Maggy Thenawidjaya. Erlangga: Jakarta.
Purba, Michael. 2006. Kimia
Untuk SMA Kelas XII. Jilid 3B. Erlangga: Jakarta.